Selasa, 28 Juni 2016

Mau Sampai Kapan?

Entahlah, saya masih tidak paham dengan semua pemikiran mu.
Kau bilang, keadaan yang memaksa dirimu menjadi seperti ini?

Keadaan yang bagaimana, Sayang?

Saya bukan pakar kehidupan
Bukan juga lansia yang telah menjalani getir nya kehidupan.
Saya juga bukan pakar mencinta

Tapi maaf, jika saya boleh berargumen, saya hanya ingin berkata bahwasanya keadaan akan selalu berubah, hidup ini permainan, manusia lah yang menentukan ingin menjadi seperti apa pada akhirnya, dan Tuhan yang meng-iya kan.

Mau sampai kapan akan seperti ini?
Mau sampai kapan ego mu menampung semua ini?

Saya kira, sibuk-mu menguntungkan hubungan kita. Tapi ternyata saya salah. Kamu dengan ego-mu menyalahkan keadaan yang membuat diri kamu tidak merasakan sayang ke diri ini.

Sakit memang kalau harus merasakannya..
Tapi biar aku saja, kamu jangan, aku yakin kamu tidak akan sanggup menanggung beban ini.

Tetapi tak masalah, biarlah..
Aku hanya ingin kamu mengerti, bahwa tidak mudah membuka diri yang pernah terluka. Beruntunglah kamu, yang menjadi alasan saya memberanikan diri untuk terjatuh lagi.

Kita telah sampai pada jalan paling lapang, Sayang. Semoga semesta meng-amini pinta ku yang sederhana, tak ada yang pergi.


Sincerely,


Your Boo